dipanews.id, Maros – Nama Muetazim Mansyur seketika menjadi sorotan, setelah iya menjadi Calon Wakil Bupati Maros pada pilkada 2024 tahun ini.
Terlepas dari pro dan kontra atas dinamika politik yang terjadi, Muetazim Mansyur secara sah menjadi Calon Wakil Bupati mendampingi Chaidir Syam sebagai Calon Bupati Maros yang maju melawan kotak kosong.
Muetazim Mansyur sendiri maju sebagai calon wakil bupati menggantikan posisi Suhartina Bohari, yang sebelumnya dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS), pada pencalonan kepala daerah.
Jika ditarik jauh ke belakang, Muetazim Mansyur mengawali karier di Bumi Butta Salewangan pada dekade tahun 1999 silam, di masa pemerintahan Andi Nadjamuddin Aminullah bersama Andi Paharuddin.
Saat itu iya baru saja menyelesaikan pendidikan di Fakultas Teknik Industri Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Sebagai orang yang terlahir dari keluarga sederhana, Muetazim juga pernah merasakan sulitnya mencari pekerjaan dan tinggal di asrama mahasiswa selama 10 tahun.
Iya bahkan pernah menjadi penjaga salah satu apotik yang ada di jalan Faisal kota Makassar, sebelum akhirnya ditawari menjadi honorer pada Dinas Tata Ruang Maros dan sopir Sekretaris Daerah (Sekda) selama kurang lebih 3 tahun.
“Kerja di Apotik sekitar 2 bulanan di Makassar. Diperjalanan ditawari oleh keluarga istri pak Sekda, kebetulan saat itu Sekda Pak Andi Syahriwijaya, ada hubungan keluarga,” katanya pada Senin (27/9/2024) lalu.
Selama satu tahun Muetazim Mansyur menjadi tenaga honorer, sembari menjadi sopir Sekda Maros.
Iya mengaku tidak pernah merasa sedikitpun malu dengan pekerjaan itu. Meskipun iya seorang lulusan S1.
“Saya diajak Pak sekda jadi sopir, mungkin dia kasian lihat saya. Karena saya masih honor dan tinggal di Asrama di Makassar. Orang kaget kenapa lulusan S1 jadi sopir, saya bilang biar saja saya tidak malu yang penting saya tunjukkan,” bebernya.
Muetazim Mansyur dikenal sebagai sosok pekerja keras yang tidak memilih pekerjaan, iya juga kerapkali mengantar kue ketika ada acara dan disuruh berbelanja ke pasar saat tinggal di rumah Sekda.
Sebagai anak pertama dari Lima bersaudara oleh pasangan Ahmad Mansyur dan Hartati. Muetazim juga pernah merasakan sulitnya bertahan hidup.
Apalagi ayahnya juga meninggal dunia di usia 45 tahun, saat ia masih berstatus sebagai mahasiswa di tahun 1994. Sementara ibunya yang merupakan pegawai golongan rendah juga harus menanggung biaya sekolah saudaranya yang lain.
Seiring waktu Muetazim Mansyur mencoba peruntungan dengan ikut tes CPNS pada Dinas Tata Ruang Maros sekitar tahun 2001.
“Saya terangkat PNS di Dinas Tata Ruang sebagai staf biasa, saya 9 tahun di Tata Ruang sebagai bendahara,” terangnya.
Di tahun 2009 Muetazim Mansyur pindah ke Dinas PU Maros, lalu diangkat sebagai bendahara selama 2 tahun. Kemudian berlanjut ke Kasubag Program di masa kepemimpinan Hatta Rahman dan Harmil Mattotorang selama 5 tahun berjalan.
Pada tahun 2016 ia diangkat menjadi Kabid Bina Marga, kemudian menjadi sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan dan Pertanahan (PUTRPP) sampai menjabat PLT Kadis diakhir periode pemerintahan Hatta Rahman dan Harmil Mattotorang.
“Akhir periode H Hatta, saya jadi sekretaris Dinas PUTRPP sampai PLT Kadis. Satu tahun periode Pak Chaidir saya ikut seleksi terangkat jadi Kadis PUTRPP, ” ungkapnya.
Apa Yang Telah Dilakukan Untuk Warga Maros ?
Muetazim Mansyur mengaku selama kurang lebih 25 tahun di Bumi Butta Salewangan, menjadi Kabid Bina Marga Hingga Kepala Dinas PUTRPP Maros menjadi hal yang paling berkesan.
Pasalnya ia terlibat langsung sebagai pelaksana membangun jalan beton kurang lebih sepanjang 700 kilometer, selama Masa Pemerintahan Hatta Rahman dan Harmil Mattotorang.
Pembangunan jalan beton itu kata dia, belum termasuk pembangunan di periode Chaidir Syam-Suhartina Bohari.
“Pembangunan berkesan selama saya jadi kabid Bina Marga di masa pemerintahan H Hatta. Kebetulan ada program beliau membangun jalan beton 100 km per tahun saya termasuk di dalamnya,” bebernya.
Selama 6 tahun itu kata Muetazim, iya banyak belajar dan mendapat bimbingan langsung dari Hatta Rahman sebagai atasan.
Sehingga saat memasuki periode Chaidir Syam-Suhartina Bohari, Muetazim sisa melanjutkan apa yang perlu dituntaskan, memelihara dan membangun jalan baru yang dibutuhkan.
“Itu kepuasan saya, dan alhamdulillah Maros kemarin dapat juara 2 tingkat nasional di lomba hari jalan Kementerian, dapat dua eskavator,” ungkapnya.
Jabatan Strategis, Rumah Sederhana Berukuran 7 x 20
25 tahun mengabdi sebagai seorang birokrat bukanlah waktu yang singkat bagi seorang Muetazim Mansyur.
Seluruh tenaga dan pikirannya ia curahkan untuk ikut serta membangun infrastruktur sebagai urat nadi yang menopang berbagai sektor kebutuhan masyarakat Maros.
Kendati dulunya menempati jabatan strategis sebagai Kepala Dinas PUTRPP Maros, tidak membuat perilaku Pria kelahiran Makassar yang kini berusia 49 tahun ini berubah.
Iya tetap saja tampil sederhana, berdedikasi tinggi dan berperilaku jujur. Muda bergaul dan sangat hambel pada setiap orang yang berkomunikasi dengannya.
Bahkan untuk urusan tempat tinggal bisa dikata jauh dari kata kemewahan.
Saat ini Muetazim Mansyur bersama istrinya Sukma, masih saja menempati rumah sederhana berlantai 1 (satu) berukuran 7 x 20 meter di Perumahan Mutiara Mandai Indah, Kabupaten Maros.
Ada satu kebanggaan yang dia sampaikan, bahwa saat ini ia merasa bersyukur meski dengan rumah sederhana, tapi telah berhasil membangun masjid dekat rumahnya.
“Saya ketua RT disini, dan alhamdulilah ada tommi masjid ku. Dulu saya sama warga disini minta izin sama pemilik perumahan untuk bangun masjid, kemudian di bantu sama teman-teman juga,” ungkapnya.
Terpilih Jadi Calon Wakil Bupati Mendampingi Chaidir Syam
Bagi Muetazim Mansyur, maju sebagai calon wakil bupati mendampingi Chaidir Syam di pilkada maros, bukan lah hal yang pernah terpikirkan.
Iya bahkan mengaku kaget dan menganggap menjadi wakil sebagai candaan saat diminta oleh Chaidir Syam untuk mendampinginya.
Saat itu, sepulang ibadah umroh Muetazim juga tidak tahu menahu perihal status Tidak Memenuhi Syarat (TMS) yang menimpa Suhartina Bohari.
“Sabtu sore saya di telpon pak bupati, dia bilang Kak kita mo jadi wakilku deh, saya jawab sembarang kita bilang itu pak bupati, sudahmi deh,” ucapnya saat menirukan pembicaraan akrabnya.
Setelah memastikan permintaan Chaidir Syam, yang serius meminta dirinya untuk maju mendampingi sebagai calon wakil bupati di pilkada tahun ini.
Muetazim Mansyur pun meminta restu pada keluarga, dan meminta saran pada orang-orang terdekatnya.
Dirinya bahkan sempat diminta untuk mempertimbangkan masa karirnya yang masih panjang.
“Saya berpikir kalau jadi wakil, kalaupun dikasih rezeki sama Tuhan. Umur saya 49 tahun, 5 tahun baru 54 tahun, masih ada 6 tahun baru selesai masa dinas. Saya berpikir biarkan saja mengalir, saya itu orang tidak pernah meminta jabatan,” katanya.
“Saya minta pendapat sama keluarga, sama om. Semua merespon positif. Artinya kau masih dihargai sama masyarakat Maros,” tambahnya.
Saat itu, iya juga mengaku merasa prihatin kondisi kabupaten Maros, jika Chaidir Syam tidak mendapatkan seorang calon wakil maka pilkada tidak akan berlangsung.
“Masalahnya kalau tidak ada calon wakil yang deal itu hari. tidak ada pemilukada di maros. Saya berfikir begini, kasian Pak bupati ketua partai, bupati, Partai pemenang di pemilukada di maros lantas di maros tidak ada ikut berpilkada, baru itu hari sisa 1 hari pengurusan b1kwk,” terangnya.
Muetazim juga mengaku, tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi Calon Wakil Bupati berpasangan dengan Chaidir Syam untuk maju di pilkada maros tahun 2024.
Menepis Isu Putra Daerah
Muetazim Mansyur menyadari, isu putra daerah akan menjadi tantangan tersendiri saat iya resmi maju sebagai calon wakil bupati.
Kendati demikian, iya menyadari dirinya bukanlah siapa-siapa di Maros ini. Tetapi pengabdiannya yang telah diberikan selama menjadi birokrat khususnya pembangunan infrastruktur bukanlah hal kecil yang saat ini dinikmati oleh masyarakat Maros.
“Okelah saya memang tidak dilahirkan di tanah Maros. Tapi saya punya keringat, pikiran sudah saya berikan untuk maros. Apalagi 25 tahun itu bukan waktu yang singkat untuk berbakti,” Terangnya.
Jika Menang Melawan Kotak Kosong, Apa Yang Akan Dilakukan ?
Pada pelaksanaan pilkada 2024 di maros ini, dipastikan Calon Bupati Chaidir Syam dan Calon Wakil Bupati Muetazim Mansyur, akan berhadapan dengan kotak kosong.
Muetazim berjanji jika berhasil memenangkan pertarungan dan mendapat amanah dari masyarakat Maros. Dirinya akan bekerja semaksimal mungkin berdasarkan visi misi yang ada.
“Kita kan bekerja, patronnya berdasarkan visi misi Pak bupati. Tidak boleh keluar dari situ, tetap membantu Pak bupati menjalankan visi misi, memberikan yang terbaik untuk masyarakat Maros,” tegasnya.
Dari HMI Hingga Kwarcab, Sejumlah Organisasi Yang Digeluti Muetazim
Selain dikenal sebagai seorang Birokrat di pemerintahan, Muetazim Mansyur juga pernah berproses di organisasi di masa Kemahasiswaan.
Iya bahkan pernah bergabung sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam, di Fakultas Teknik Industri UMI. Kendati demikian iya tidak pernah menjadi pengurus aktif.
“Saya ikut-ikut di HMI, Cuma ikut LK 1 tapi tidak pernah jadi pengurus,” katanya.
Selain itu, ketua Rukun Tetangga (RT) Ini juga telah menjabat 3 periode sebagai bendahara Angkatan Muda Pembangunan Indonesia (AMPI) Maros.
“Sudah 3 periode bendahara AMPI dari tahun 2012 sampai sekarang, sekertaris yang terus berganti,” ucapnya.
Kemudian dia juga aktif di Kwartir Cabang Pramuka (Kwarcab) Kabupaten Maros, yang saat ini di Pimpin oleh Suhartina Bohari.
Selain itu, Muetazim juga tercatat sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI Maros.
Kenapa Dipanggil Opu ?
Muetazim Mansyur tidak memungkiri alasan dirinya dipanggil Opu, karena identitas yang melekat pada dirinya sebagai orang Luwu.
Meskipun iya beranggapan, bahwa setiap orang bebas menafsirkan.
“Karena saya orang Luwu, atau orang PU itu tergantung orang, tidak masalah,” katanya.
Iya juga tidak menyanggah garis kebangsawanan yang dimilikinya, namun hal itu kerap kali disembunyikan.
“Saya itu paling malas menonjolkan itu, saya punya nama Andi di ijazah sebenarnya, di akta kelahiran tapi saya tidak mau menampakkan itu. Jadi saya itu memang tidak pernah menonjolkan itu saya punya Andi,” pungkasnya.
Penulis : Tim Liputan
Editor : Asis